Vagina Kering dalam Mitos Seks



Vagina Kering dalam Mitos Seks
MITOS tentang seks beredar luas di masyarakat. Begitu kuat pengaruhnya sehingga dapat memengaruhi pandangan dan perilaku seksual masyarakat. Bahkan, tidak jarang perilaku akibat mitos seks menimbulkan akibat buruk bagi yang bersangkutan maupun pasangannya.

Menurut Dr Nugroho Setiawan MS SpAnd, androlog dari RSUP Fatmawati, pada umumnya mitos seks tumbuh subur di dalam masyarakat dengan tingkat seksualitas yang rendah. Di masyarakat seperti itu pula mitos seks sangat mudah memengaruhi perilaku seksual, yang tidak jarang kemudian menimbulkan akibat yang tidak diinginkan.

http://www.mynews.in/News/dailyimage/news/Couple-making-love-002.jpg
Ditambahkan olehnya, semakin bertambah tingkat pengetahuan seksualitas masyarakat, semakin kurang pengaruh mitos di dalam perilaku seksual. Karena mereka semakin mengerti bahwa informasi seks di alam mitos itu salah dan menyesatkan.

Adapun mitos seks yang selama ini beredar di masyarakat adalah mengenai wanita dan seks. Ada beberapa mitos yang banyak diyakini sebagai suatu informasi yang benar, salah satunya mengenai vagina kering.

Menurut mitos yang beredar, vagina kering lebih memberikan kepuasan seksual daripada yang basah. Lalu gencarlah para wanita berusaha dengan berbagai cara agar vaginanya tidak basah.

"Sebenarnya ini adalah usaha yang menentang reaksi seksual yang terjadi secara normal pada wanita. Salah satu reaksi seksual yang terjadi akibat rangsangan seksual pada wanita adalah terjadinya pelendiran pada dinding vagina sehingga vagina menjadi licin. Dengan demikian, maka wanita telah siap sehingga hubungan seksual dapat berlangsung dengan normal, tanpa gangguan," beber Nugroho ketika dihubungi okezone melalui telepon selulernya, Selasa (15/4/2008).

Sementara itu, sambungnya, bila vagina kering karena tidak ada perlendiran yang terjadi, berarti wanita itu tidak cukup mengalami reaksi (respons) seksual sehingga belum siap melakukan hubungan seksual.

"Kalau respons seksual tidak terjadi, namun tetap melakukan hubungan seksual, maka akan menimbulkan masalah yaitu terasa sakit pada wanita. Lebih lanjut dapat terjadi peradangan vagina," jelas alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu.

Begitu kuatnya mitos ini memengaruhi para wanita dan pria, sehingga banyak wanita karena dorongan pasangannya berusaha dengan berbagai cara agar vaginanya tetap kering.

Saat mereka berhasil membuat vaginanya kering, sebenarnya mereka menyiksa diri sendiri karena hubungan seksual kemudian berlangsung tidak normal akibat tidak terjadi reaksi fisiologik terhadap rangsangan seksual yang berupa perlendiran vagina.

"Jadi sebenarnya perlu diluruskan bahwa respons seksual (perlendiran pada vagina) wanita itu harus terjadi. Karena bila tidak, justru akan menimbulkan masalah," imbuh pria yang membiarkan rambutnya berwarna putih ini mengakhiri pembicaraan.

Sumber: www.okezone.com